Selasa, 14 Februari 2012

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS


ABSTRAK

ELVIRA TALANIPA. Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar dan Kemampuan Mengajar Guru dengan Hasil Belajar IPS (Studi Korelasional pada Siswa SMP di Kota Kendari) 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah terdapat hubungan kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri di Kota Kendari? (2) apakah terdapat hubungan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri di Kota Kendari? (3) apakah terdapat hubungan secara bersama antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri  di Kota Kendari?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa; (2) hubungan antara kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa; dan (3) hubungan antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini  adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan mengambil sampel sebanyak 97 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu diuji coba secara empirik untuk validitas dan reabilitasnya.
Hasil penelitian menemukan bahwa (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS seperti ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,738 dan koefisien determinasi sebesar 0,5446; (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS seperti ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,712 dan koefisien determinasi sebesar 0,507; dan (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS secara bersama-sama dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,769 dan koefisien determinasi sebesar 0,591. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS maka faktor kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru merupakan faktor-faktor penentu dan perlu menjadi perhatian bagi para guru IPS.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPS-EKONOMI PADA KONSEP UANG DIKELAS IX.A SMP NEGERI 7 KENDARI


ABSTRAK

 “Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A Match untuk meningkatkan akyifitas dan hasil belajar IPS-Ekonomi pada Konsep Uang dikelas IX.A SMP Negeri 7 Kendari “

(Elvira Talanipa,S.Pd.M.Pd,20 halaman, tahun 2011)
Kata Kunci : Aktifitas, Hasil belajar Ekonomi, Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make – A Match .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 7 kendari pada mata pelajaran IPS-Ekonomi pada Konsep Uang. Kesulitan bagi siswa dalam menghafal mata uang Negara-negara diDunia merupakan permasalahan sehingga perlu peningkatan aktifitas dan hasil belajae siswa serta keterampilan proses guru mengajar pada konsep uang melalui pembelajaran Kooperatif ipe Make-A Match. Subyek penelitian ini siswa kelas IX.A diSMP Negeri 7 Kendari dilaksanakan pada semester ganjil 3 kali pertemuan dalam 2 siklus penelitian. Dari hasil penelitian ternyata pembelajaran Make-A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar dari cukup baik menjadi baik dan hasil belajar dengan ketuntasan dari 66,67% menjadi 91,67%. Maka secara umum pelaksanaan kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe Make- A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar dalam pelajaran IPS-Ekonomi kompetensi dasar Mendeskripsikan Uang dan Lembaga Keuangan pada siswa Kelas IX.A si SMP Negeri 7 Kendari.


Rabu, 08 Februari 2012

MENCIPTAKAN PENDIDIKAN KARAKTER YANG BERMUTU

Akhir-akhir ini sebagian besar guru disibukkan dengan pembuatan silabus dan rencana pembelajaran yang berkarakter. Dengan kegiatan tersebut apakah guru-guru tersebut dapat mengaplikasikan kedalam pembelajaran dan selanjutnya berdampak terjadinya perubahan sikap karakter terhadap peserta didiknya masing-masing. Pertanyaan diatas dapat dijadikan renungan bagi kita bahwa tidak begitu mudah untuk merubah karakter siswa tanpa ditunjang dengan hal-hal yang lain seperti sikap guru yang masih memaksakan nilai memenuhi KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) dengan dipihak lain menyembunyikan nilai yang sebenarnya siperoleh siswa seperti nilai 2,3,4, dimana nilai tersebut tidak memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah.