Selasa, 12 Januari 2016

SELUK BELUK MENJADI ASESOR AKREDITASI SEKOLAH

Pengalaman menjadi asesor dengan melakukan visitasi sekolah dasar dan tk dikec.motui kab konawe utara membuat aku terkesan dengan membawa kendaraan sendiri sambil menikmati zuasana hutan begitu hijau dalam suasana pagi, tiba digunung pore-poreuha aku menyantap sarapan pagiku dalam suasana pegunungan yang sejuk.Tiba disekolah yang akan divisitasi disambut oleh pihak sekolah,yang menjadi menarik adalah bahwa kami datang tdk sbg pengawas ttp sbg asesor yg bersifat independen artinya kita tdk harus kaku tanpa ada pengaruh dari pihak apapun tujuan kami hanya ingin membuktikan kenyataan dilapangan dari apa yg telah diisi dalam instrumen evaluasi diri sekolah yg bersangkutan.Dalam melakukan visitasi Kadang kami diperhadapkan oleh perbedaan presepsi ttg petunjuk teknis pengisian yang kurang dipahami oleh pihak sekolah sehingga sangat perlu diadakan sosialisasi tentang petunjuk pengisian instrumen evaluasi diri kesekolah-sekolah.

Laporan Kepengawasan Elvira Talanipa,S.Pd.M.Pd tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas sekolah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi,evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran tersebut berkaitan dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik serta pembinaan, pemantauan dan penilaian. Dalam pembinaan, pengawas setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya. Peran pengawasan dilaksanakan dengan pendekatan supervisi yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi, kolaboratif, artistik, interpretatif dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran. Pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pokok kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 21 tahun 2010 tentang Tupoksi Pengawas Sekolah, diharapkan dapat bekerja dengan optimal yang didukung oleh standar dimensi kompetensi berkaitan dengan; (1) pengawasan sekolah, (2) pengembangan profesi, (3) teknis operasional, dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Seorang pengawas dalam melakukan tugas pengawasan harus memiliki;(1) kecermatan melihat kondisi sekolah (2) ketajaman analisis dan sintesis (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut di atas berdasarkan Surat keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari nomor: 421/2511/2015 penulis melaksanakan tugas kepengawasan di sekolah-sekolah binaan kurun waktu bulan Juli sampai dengan Desember 2015 (Semester 1) dengan harapan dapat meningkatkan kinerja guru dan kepala sekolah melalui proses pembinaan dan bimbingan. Disamping itu dapat menemukan berbagai kendala di lapangan yang selanjutnya menemukan alternatif solusi pemecahan untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait. B. Fokus Masalah Pengawasan Sesuai latar belakang di atas, maka fokus permasalahan pada pengawasan priode Juli sampai Desemberr 2015 semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah: 1. Apakah guru sudah merencanakan persiapan pembelajaran dengan baik berupa,; a. Progran tahunan dan program semester? b. Melakukan analisis SK/KD ? c. Mnyususun Silabus dan RPP sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar Proses ? d. Melakukan analisis KKM ? e. Membuat kisi-kisi soal ? f. Membuat program remedial dan pengayaan? 2. Apakah Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik? 3. Apakah guru telah melakukan proses penilaian hasil belajar dengan baik? 4. Apakah 8 standar Nasional pendidikan sudah terpenuhi di masing-masing sekolah ? 5. Apakah sekolah dalam penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2015/2016 sesuai aturan yang berlaku sudah obyektif , transparan dan akuntable ? C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan 1. Tujuan pengawasan a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam merencanakan persiapan pembelajaran b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksnakan pembelajaran c. Untuk mengetahui ketercapaian Standar Nasional Pendidikan di sekolah d. Untuk mengetahui pelaksanaan penerimaan peserta didik 2. Sasaran Pengawasan a. Guru (aspek akadedemik) Adapaun sasaran pengawasan semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah Guru mata pelajaran IPS SMP di sekolah binaan sebanyak 43 orang dengan rincian sebagai berikut: SMP Negeri 1 Kendari : 4 orang SMP Negeri 4 Kendari : 10 orang SMP Negeri 9 Kendari : 9 orang SMP Negeri 12 Kendari : 7 orang SMP Negeri 13 Kendari : 4 orang SMP Negeri 20 Kendari : 2 orang SMPS Kartika Kendari : 4 orang SMPS Frater Kendari : 1 orang SMPS Islam Kendari : 1 orang SMPS IT Al,Qalam Kendari : 1 orang b. Kepala Sekolah ( aspek manajerial) Untuk pembinaan manajerial yang menjadi sasaran adalah kepala SMP Negeri 13 Kendari dan Kepala SMPswasta IT Al.Qalam Kendari sesuai dengan surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Kendari nomor : 421/2511/2015. D. Ruang Lingkup Pengawasan Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ,ruang lingkup pengawasan Semester Pertama tahun pelajaran 2015/2016 meliputi : 1. Penilaian Penilaian yang dimaksud yaitu a. Penilaian terhadap kinerja guru.Penilaian kinerja guru mencakup menilai guru dalam merencanakan proses pembelajaran (membuat silabus dan RPP serta pendukung lainya) dan b. Menilai guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.. c. Menilai guru dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar 2. Pemantauan a. Pemantauan 8 standar Nasional pendidikan b. Pemantauan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru tahun 2015/2016 c. Pemantauan pelaksanaan ulangan tengah semester . 3. Pembinaan Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap sekolah adalah pembinaan terhadap guru dan kepala sekolah . BAB II KERANGKA PIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH A. Kerangka Berpikir Kerangka perpikir pengawasan dan pemecahan masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pengawasan sekolah adalah sebagai berikut . a. Kegiatan pengawasan sekolah binaan diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaan. b. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan. c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaannya. d. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan triwulan berikutnya. Tindak lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu Semester. Gambar 1.1. Siklus kerangka pikir pengawasan PROGRAM PENGAWASAN TINDAK LANJUT PENILAIAN LAPORAN PEMBINAAN EVALUASI PEMANTAUAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN B. Pemecahan Masalah Optimalisasi pencapaian tujuan satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh proses yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens,komprehensif dan terjadwal . Sekolah dan Dinas pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi factor penghambat. Karena setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang kompak ,cerdas dan dinamis serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan, baik akademik maupun managerial yang dapat mereka peroleh melalui pendidikan dan latian ,workshop maupun kegiatan profesi lainnya. Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki kemampuan dan kesempatan untuk kegiatan yang dimaksud. Demikian pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui berbagai pendidikan dan pelatihan pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal. Dari realita di atas ,maka peran pengawas Pembina dalam menilai dan membina warga sekolah memiliki arti yang amat penting . Proses pembinaan, bimbingan dan motivasi yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program sekolah dan acuan dalam upaya mewujutkan target secara maksimal. BAB III PENDEKATAN DAN METODE A. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan penulis dalam melaksanakan tugas kepengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya. 1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual benefit) 2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi B. Metode Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervisi kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut digunakan untuk menggali informasi dari beberapa stakeholder sekolah terhadap: pemenuhan delapan standar nasional pendidikan (SNP). Selain itu untuk memperoleh informasi tentang kegiatan-kegiatan sekolah lainnya seperti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner/angket yang disiapkan dalam kegiatan pemantauan. 3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun supervisi klinis. 4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya. 5. Kelompok diskusi terfokus dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi. 6. Workshop/IHT diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan seperti kurikulum 2013. 7. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses Dari beberapa pendekatan dan metode di atas pada intinya digunakan untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan . BAB IV HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Objek Pengawasan Pengawasan dilakukan di sekolah binaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari. Pada Semester I (Juli - Desember) Tahun Pelajaran 2015/2016 Objek guru yang menjadi binaan penulis meliputi 43 orang guru IPS SMP Negeri dan swasta di Kota Kendari serta 2 (dua) kepala sekolah. Dari hasil pengawasan semester 1 (triwulan 3 dan 4) tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh data bahwa guru-guru dan atau kepala sekolah pada sekolah-sekolah binaan pada umumnya sudah menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan fakta di atas maka penulis mencoba untuk lebih meningkatkan efektifitas kepengawasan melalui aplikasi pendekatan yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah, dalam upaya untuk mencapai hasil yang lebih baik. B. Deskripsi Hasil Pengawasan Pengawasan yang dilakukan penulis pada pada Semester I tahun pelajaran 2015/2016 mengacu pada rencana pengawasan yang bersifat akademik dan manajerial. Pengawasan akademik difokuskan pada pencapaian kompetensi guru khsusnya pada aspek pedagogis, sementara pengawasan manajerial lebih difokuskan pada kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan sekolah. Kepengawasan akademik yang dilakukan oleh penulis pada Semster I tahun pelajaran 2015/2016 ditekankan pada aspek pencapaian 3 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses dan standar penilaian yang meliputi dokumen Administrasi perencanaan pembelajaran, silabus, RPP, proses pembelajaran serta administrasi penilaian hasil belajar. Sementara kepengawasan manajerial penekanannya pada aspek kelengkapan dokumen administrasi sebagai bukti fisik bahwa pengelolaan sekolah sudah dilaksanakan dengan baik. Bukti fisik dokumen mengacu pada penerapan butir/komponen standar pengelolaan oleh kepala sekolah. Khusus Semester I ini aspek perencanaan/program sekolah yang dituangkan dalam RKAS/RAPBS. Selain itu juga dokumen Penerimaan siswa baru (PSB), Ulangan Tengah Semester (UTS) serta dokumen Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) baik Dokumen I maupun II. Rentang waktu pelaksanaan pengawasan mengacu pada Program Tahunan, Program Semester, Rencana Kepengawasn Akademik (RKA) dan Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM) yang telah disusun. 1. Penilaian Kinerja Guru Hasil pengolahan data instrumen penilaian kinerja guru IPS (Perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran) yang dikonversi sesuai Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009 tentang Penilaian Kinerja Guru yaitu: Nilai: 91 – 100 (Amat Baik) 76 – 90 (Baik) 61 – 75 (cukup) 51 – 60 (sedang) ≤ 50 (kurang) Adapun hasil penilaian kinerja guru di sekolah binaan adalah sebagaimana disajikan berikut: Tabel 1. Hasil Kinerja Guru IPS SMP Binaan Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 No Sekolah dan Nama Guru Penilaian Kinerja Kategori Nilai Kinerja PD KP SS PR Nilai Total Nilai Kinerja SMPN 1 Kendari 1. Pinsanaty,S.Pd cukup 2. Sitti Jamilah,S.Pd cukup 3. Wa Ode Surawati,S.Pd cukup 4. Harlina Baharuddin cukup rata-rata 65.30 cukup 2. SMPN 4 Kendari 1. Safiana,S.Pd cukup 2. Sitti Maryana,S.Pd sedang 3. La Palusu cukup 4. Burhan,S.Pd sedang 5. Hasanuddin,S.Pd cukup 6. Drs.Musruddin 7. Ambo Asse.U,S.Pd 8. Drs.Bahrun 9. Wa Taabe,S.Pd 10 Dra.Hj.Sitti Nurul Diah Rata-rata 63,84 cukup 3. SMP Negeri 9 Kendari 1. Wa.Ode Hartati 2. Fridawati Ramli,S.Pd 3. Hamsir,S.Pd 4. Nurhalis,S.Pd 5. Hj.Rohani,S.Pd 6. Dra.Nurmiaty Arfa 7. Sariani,S.Sos 8. H.Ashar A,S.Pd 9. I Wayan Lasdiartika,S.Pd rata-rata 59,82 sedang 4 SMP Negeri 12 Kendari 1. Drs. Muh.Saleh,M.Pd 2. Sugiarti,S.pd 3. Najemi,S.Pd 4. Yonathan,S.Pd 5. La Ombe,S.Pd 6. Rahmania,S.Pd 7. Yanti La Duma,S.Pd rata-rata 60,70 cukup 5 SMPN 13 Kendari 1. 2. 3. 4. rata-rata 61,10 cukup 6 SMPN 20 Kendari 16.1 16.2 rata-rata 60,11 cukup 7. SMPS Kartika Kdi 1. 18.1 9 34 60,71 cukup 2. 18.2 9 33 58,92 sedang 3. 18.3 9 34 60,71 cukup 4 18.4 9 33 58,92 sedang rata-rata 59,81 sedang 9 SMPS Frater Kendari 1. FR.1 10 18 9 37 68,07 cukup rata-rata 64,39 cukup 9 SMPS Islam Kendari 1. FR.1 rata-rata 64,39 cukup 9 SMPS IT Al.Qalam Kendari 1. FR.1 rata-rata 64,39 cukup

Selasa, 14 Februari 2012

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS


ABSTRAK

ELVIRA TALANIPA. Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar dan Kemampuan Mengajar Guru dengan Hasil Belajar IPS (Studi Korelasional pada Siswa SMP di Kota Kendari) 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah terdapat hubungan kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri di Kota Kendari? (2) apakah terdapat hubungan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri di Kota Kendari? (3) apakah terdapat hubungan secara bersama antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri  di Kota Kendari?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa; (2) hubungan antara kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa; dan (3) hubungan antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini  adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan mengambil sampel sebanyak 97 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu diuji coba secara empirik untuk validitas dan reabilitasnya.
Hasil penelitian menemukan bahwa (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kondisi lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS seperti ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,738 dan koefisien determinasi sebesar 0,5446; (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS seperti ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,712 dan koefisien determinasi sebesar 0,507; dan (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS secara bersama-sama dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,769 dan koefisien determinasi sebesar 0,591. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS maka faktor kondisi lingkungan belajar dan kemampuan mengajar guru merupakan faktor-faktor penentu dan perlu menjadi perhatian bagi para guru IPS.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPS-EKONOMI PADA KONSEP UANG DIKELAS IX.A SMP NEGERI 7 KENDARI


ABSTRAK

 “Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A Match untuk meningkatkan akyifitas dan hasil belajar IPS-Ekonomi pada Konsep Uang dikelas IX.A SMP Negeri 7 Kendari “

(Elvira Talanipa,S.Pd.M.Pd,20 halaman, tahun 2011)
Kata Kunci : Aktifitas, Hasil belajar Ekonomi, Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make – A Match .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 7 kendari pada mata pelajaran IPS-Ekonomi pada Konsep Uang. Kesulitan bagi siswa dalam menghafal mata uang Negara-negara diDunia merupakan permasalahan sehingga perlu peningkatan aktifitas dan hasil belajae siswa serta keterampilan proses guru mengajar pada konsep uang melalui pembelajaran Kooperatif ipe Make-A Match. Subyek penelitian ini siswa kelas IX.A diSMP Negeri 7 Kendari dilaksanakan pada semester ganjil 3 kali pertemuan dalam 2 siklus penelitian. Dari hasil penelitian ternyata pembelajaran Make-A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar dari cukup baik menjadi baik dan hasil belajar dengan ketuntasan dari 66,67% menjadi 91,67%. Maka secara umum pelaksanaan kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe Make- A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar dalam pelajaran IPS-Ekonomi kompetensi dasar Mendeskripsikan Uang dan Lembaga Keuangan pada siswa Kelas IX.A si SMP Negeri 7 Kendari.


Rabu, 08 Februari 2012

MENCIPTAKAN PENDIDIKAN KARAKTER YANG BERMUTU

Akhir-akhir ini sebagian besar guru disibukkan dengan pembuatan silabus dan rencana pembelajaran yang berkarakter. Dengan kegiatan tersebut apakah guru-guru tersebut dapat mengaplikasikan kedalam pembelajaran dan selanjutnya berdampak terjadinya perubahan sikap karakter terhadap peserta didiknya masing-masing. Pertanyaan diatas dapat dijadikan renungan bagi kita bahwa tidak begitu mudah untuk merubah karakter siswa tanpa ditunjang dengan hal-hal yang lain seperti sikap guru yang masih memaksakan nilai memenuhi KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) dengan dipihak lain menyembunyikan nilai yang sebenarnya siperoleh siswa seperti nilai 2,3,4, dimana nilai tersebut tidak memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah.